Tertawa ketika malam kubaca kau dalam gelap
Tertindih seperti kau besar saat aku mengerti akan sebuah janji
Tersenyum seakan kau adalah keindahan saat kata indah membelai tubuhku
Namun kau hanya kertas putih
belang dengan coretan sedikit bermakna
namun artian ketika aku membacamu hanyalah fiktif dalam belang hinaanmu
Saatnya kau tahu bagaimana aku menyusun keindahan dari api
Saatnya kau untuk mengerti bagaimana kaidah dari coretanmu terbakar
Dan akhirnya kau fahami kenapa kau usang dari bakaran yang aku buat
Namun satu yang tersisa dari dalam kaidahmu
Potret dengan setengah keindahan telah terbakar
Aku malu melihatmu
Malu karena aku tak mampu menjadi sebuah puisi dari dinginnya malammu
Malu karena aku pergi untuk keindahanmu
Malu karena aku bukanlah pantas seleksi dari orang yang penting bagimu
Cukupkanlah puisi - puisi manis dari sangkar tak berpintu
Kau abu tak berwarna saat ini
No comments:
Post a Comment
Suka gak suka comment yo..!!!